Helo World

Helo World

3676 Mdpl - Menuju Tanah Tertinggi di Pulau Jawa

 
 Berawal dari keinginan semasa bekerja, karena tidak mempunyai banyak waktu luang dan hari libur saya mengidam-idamkan sekali menuju ke Puncak Abadi Para Dewa – Mahameru 3676. Setelah memutuskan untuk cuti sementara dari pekerjaan, akhirnya yang saya idam-idamkan pun terwujud, saya akan berdiri di Tanah Tertinggi di Pulau Jawa.


 Perjalanan dari kota asal menuju ke titik awal pendakian dimulai dari Kota Semarang menuju ke Malang – Tumpang – Ranu Pani. Dengan menggunakan kereta Matarmaja edisi Lebaran 2012, seminggu setelah lebaran kami pun berangkat menuju Kota Malang pukul 02.30 WIB (kereta terlambat 1,5 jam, di tiket tertulis berangkat pukul 00.51), 4 anggota yang terdiri dari 3 pria dan 1 wanita melaju didalam KA Matarmaja, sedangkan 2 Pria lainnya menunggu di Stasiun Madiun. Sekitar pukul 11.30 kami tiba di Stasiun Kotabaru Malang, mencari carteran angkot menuju Tumpang dan bergabung dengan rombongan yang sama-sama akan melakukan pendakian ke Semeru (agar lebih hemat). Pukul 12.30 WIB kami sampai di Tumpang yang juga merupakan sebuah pasar serta pangkalan angkot, kami bagi tugas untuk berbelanja kebutuhan logistik dan mengisi perut untuk makan siang. Selang satu jam kami melanjutkan perjalanan menuju Ranu Pani dengan menggunakan Jeep Carteran berisikan 13 Orang (sebenarnya bisa muat hingga 15 orang, tapi kelamaan nunggu). Perjalanan menuju Ranu Pani memakan waktu + 2 Jam, dengan jalan berkelok-kelok dan tepian kanan kiri jurang yang amat dalam tetapi menyuguhkan pemandangan yang spektakuler sepanjang perjalanan, sungguh sangat-sangat menakjubkan. Sekitar pukul 15.30 kami sampai di Ranu Pani yang juga merupakan desa terakhir menuju Pendakian Gunung Semeru serta Pos Perijinan Pendakian Gunung Semeru, setelah menurunkan personil serta barang bawaan, kami langsung mengantri pendaftaran dan mengurus perijinan, karena waktu itu bertepatan dengan libur lebaran maka pos penuh sekali dengan para pendaki yang akan melakukan pendakian maupun sepulang dari Pendakian Gunung Semeru. Setelah selesai mengurus perijinan dan membayar uang tiket kami ber-6 sepakat tak langsung melakukan pendakian, melainkan stay sampai esok pagi hari di Base Camp Ranu Pani karena pendakian hanya di ijinkan sampai pukul 16.00 WIB dan waktu itu memang kami rasa sudah sangat sore dan sedikit gerimis. Setelah mem-Blok tempat yang dirasa PeWe saya bersiap memasak sarden untuk makan malam dan membuat pudding coklat untuk bekal pendakian esok hari.


 
  Malam itu saya tak begitu bisa tertidur lelap karena kedinginan, mungkin tubuh saya belum cukup menyesuaikan cuaca di Ranu Pani hingga pagi harinya saya melewatkan moment matahari terbit di Ranu Pani karena subuh hari saya baru bisa tertidur dan bangun sekitar pukul 07.00 WIB. Tanpa mandi dan cuci muka (karena antrean toilet nya panjaaaang dan lammaaaa sekaliiii) kami berkemas untuk melakukan perjalanan menuju Ranu Kumbolo, setelah sebelumnya sarapan pagi dan start melakukan perjalanan pukul 09.30 WIB. Pagi itu cuaca cerah kami berjalanan melewati rute Landengan Dowo – Watu Rejeng – Ranu Kumbolo dengan sesekali berhenti untuk istirahat dan bergabung dengan para pendaki yang kebetulan berpapasan dengan kami.




  Diantara perjalanan Landengan Dowo menuju Watu Rejeng di seberang jurang sebelah kiri saya lebih tepatnya saya melihat ada air terjun (tapi waktu dalam perjalanan pulang saya tak melihatnya lagi, mungkin tertutup kabut kali ya). Pukul  14.00 kami sampai di Ranu Kumbolo sebuah danau seluas + 14 Ha, tapi ternyata bukan di camp area, area tempat kami bermalam ada di seberang tempat kami berdiri saat itu dibawah tanjakan cinta, ternyata kami harus melipir bukit dulu baru sampai di camp area tempat kami bermalam, fiuuhhhh……….. setelah menyeleksi tempat dan mendirikan tenda saya bersiap memasak untuk teman-teman dan menu kali ini adalah spaghetti macaroni, enyaakkk….


 
Paginya saya bangun nomor satu, karena tidak ingin melewatkan moment sunrise di Ranu Kumbolo, konon katanya Best Place untuk menanti Sunrise setelah puncak, dan memang benar tenyata...apiiikkkk bangeettttt……. Setelah puas menyaksikan matahari terbit diantara dua bukit dan sedikit berfoto-foto saya bergegas memasak untuk sarapan dan berkemas untuk melanjutkan perjalanan ke Arcopodo. Pukul 09.30 kami berangkat meninggalkan Ranu Kumbolo melewati Padang Oro Oro Ombo, Hutan Cemoro Kandang, Jambangan, lalu berhenti di Kalimati pukul 13.00 untuk memasak makan siang dan mengambil air di Sumber Mani. 



Pukul 15.00 kami melanjutkan perjalanan dari Kalimati menuju Arcopodo  tampak dari Kalimati batas Vegetasi antara bukit pasir dan hutan yang di dominasi dengan tumbuhan jenis cemara gunung di sepanjang perjalanan menuju Arcopodo trek banyak menanjak dan banyak bekas longsoran  di tepian jalan setapak yang cenderung berdebu, ngeri juga melongok kebawah melihat longsoran di sisi kiri jalan kami. Pukul 17.00 WIB akhirnya kami sampai di Arcopodo, segera mendirikan tenda dan tampaknya saya pun ambruk karena tak enak badan dan langsung terlelap dari Pukul 18.30, alhasil team saya nggak ada yang masakin :(



Tiba-tiba saya terbangun, kulongok jam tanganku menunjukan Pukul 00.10, saya merasa ada yang berjalan mengitari tenda sedari tadi, hiiiiiiyyyyy……. Saya berusaha membangunkan teman-teman untuk ikutan bangun dengan alasan persiapan summit attack, tapi ternyata tak berhasil. Team baru benar2 bangun pukul 01.30 dini hari :)
Setelah melakukan persiapan  pukul 02.00 kami berangkat untuk summit setelah sebelumnya berdoa dahulu memohon perlindungan dari Yang Kuasa semoga kami selamat dari berangkat hingga pulang nanti o:)



Setelah melewati batas vegetasi / Khelik jalan mulai berupa trek pasir menanjak, awalnya sih oke-oke saja ehh..selang 2 jam mulai ngos-ngos an, jalan 5 menit berhenti 10 menit,  melongok ke atas nampaknya masih cukup jauuh, dengan patokan lampu penerangan para pendaki (entah itu sinar senter atau bintang, hampir sama) ditengah perjalanan saya merasakan jari-jari tangan dan kaki saya mati rasa dan asma yang mulai kambuh, duhh…  untung bawa oksigen portable, berhenti sejenak kemudian melanjutkan perjalanan lagi, Nampak semburat fajar menyingsing dan pemandangan para pendaki yang bersama-sama menuju puncak mulai kewalahan, kelelahan. 4 teman saya yang pria-pria itu melesat menuju ke puncak, meninggalkan saya yang ditemani oleh teman pria spesial (uhuuyyy) dengan beban ransel dan sling bag bawaan saya yang dibawanya dengan sabar dia menemani dan menyemangati saya.  Hari mulai terang pukul 06.30 belum juga saya melihat puncak, akhirnya saya menyerah + 25 Meter sebelum puncak, nafas habis, tenaga habis, padahal teman-teman yang lain saling berteriak “PUNCAAKK, CEPET SEDIKIT LAGI PUNCAAKK”  saya juga berpapasan dengan pendaki yang kebetulan turun sehabis dari puncak, dalam hati saya bergumam ‘buseet, jam segini ude turun aje, jam berapa berangkat nya yak?’ seperti bisa membaca pikiran saya mas-mas itu bilang “saya udah dari jam 4 tadi mbak sampe di puncak, ayo semangat mbak, dikiiiitt lagii.. yang baju merah itu lho puncaknya” ALLAAMAAAKKK…..ajegile mukedipe. Saya pun hanya tersenyum sambil bergumam “SAKTI BENER JAM 4 SUBUH UDAH DIPUNCAK MAN!!!!”


 
Saya benar-benar menyerah beberapa meter sebelum puncak, sempat tertidur sebentar bersandar pada pasir, tapi tiba-tiba teringat “SAYA PUNYA BEBAN WAJIB DISINI, FOTO UCAPAN SELAMAT ULANG TAHUN UNTUK IBU” dengan semangat pegel-pegel saya merangkak menuju puncak, dan HAAAPPPP…SAYA SAMPE DI PUCUUUKKK…. HORE HORE HORREEE SAYA BERDIRI DI TANAH TERTINGGI DI JAWA… tak sampai 30 menit saya ada di Puncak Mahameru hanya berfoto ucapan selamat ulang tahun untuk Ibu sebentar lalu turun merosot menuju Arcopodo karena waktu menunjukan sudah pukul 07.40, dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, makanya mengantisipasi… hehehhe



Pada waktu perjalanan turun menuju Arcopodo, cerita sedikit lebay. saya mengikuti adik teman special saya yang lagi-lagi melesat didepan,  di tengah perjalanan seperti ada yang menuntun, saya merasa kalo jalan yang benar adalah belok ke kiri bukan semakin ke kanan. Benar saja semakin kebawah semakin merosot dan pasir yang kami pijak terbenam semakin dalam, seperti pasir yang tidak mengeras karena terinjak tiba-tiba beberapa meter sebelum batas penanda jalur yang terlihat di seberang kiri ada team yang memberitahukan kalo kami semua (termasuk team di depan) salah jalan!
Pikiran saya langsung macam-macam, sempet mewek juga karena takut dan membayangkan musti naik lagi mencari jalan yang benar karena tenaga saya semakin tipis dan pasir semakin licin untuk ditapaki. Terbesit juga bayangan blank 75 yang pernah saya baca sewaktu ada kejadian seorang pendaki Mahasiswa Fisipol UGM yang ditemukan meninggal dunia di lokasi tersebut. Setelah beberapa saat setelah menenangkan pikiran, team di depan kami mencoba mencari jalan untuk menuju ke seberang, ke jalur yang sebenarnya tanpa harus kami naik lagi. Setelah berhasil melewati beberapa jurang-jurang pasir kami ikut melewati jalur yang mereka lewati, dengan kontur pasir yang licin dan rawan longsor pelan-pelan team saling membantu mengevakuasi  diri sendiri dan teman-teman, namun tas daypack yang kami bawa berisikan logistic ber-energi serta air penghilang dahaga harus direlakan meluncur pesat menuju jurang bersama tempat kacamata ternama milik mama dan jaket milik salah seorang anggota team, tak apalah sedekah bumi. akhirnya kami selamat melewati jalur salah tersebut, dengan lutut lemas saya berjalan menuju Arcopodo dan matahari mulai bersinar terik.




Tiba di Camp pukul 11.00 saya langsung tertidur di tenda dan bangun pukul 12.30 segera bergegas bersiap untuk pulang menuju Ranu Kombolo lagi. Pukul 13.30 kami ngebut berjalan pulang menuju Ranu Kumbolo dan akhirnya pukul 17.00 kami sampai. Entah memang hawa saat itu sedang dingin atau saya sedang tidak enak badan, setelah matahari terbenam saya merasa menggigil. Ternyata tak hanya saya yang merasakan hal tersebut, teman-teman yang lain pun ikut merasakan hawa dingin yang menusuk. Malam hari nya tak dapat tidur nyenyak karena kedinginan, sewaktu bangun dipagi hari pukul 06.30 saya mendapati embun yang menjadi bunga es di rerumputan dan di sekitar tenda, tenyata semalam memang dingin :)
Setelah memasak sarapan dan membuat Pudding untuk perbekalan pulang kami berkemas-kemas untuk meninggalkan Ranu Kumbolo, kami berangkat pukul 10.30 WIB dan tanpa suatu halangan apapun akhirnya kami tiba di Desa dan Pos Ranu Pani pukul 14.30 WIB. Fiuuhh akhirnya..

Oiya sempat sebelum summit saya memeriksa ‘partner’ saya si telepon pintar tetapi tak kudapati dia, kukira dia nyelip dimana gitu, setelah kembali dan sampai di ranu pani saya check lagi ternyata si telepon pintar memang tak ada, entah dia hilang dan tersesat dimana :(
Setelah seperti orang bingung karena saya kehilangan ‘partner’ akhirnya kami memutuskan untuk pulang menuju malang dahulu, baru setelah itu pulang ke kandang masing-masing :)
Sungguh benar-benar perjalanan yang tak terlupakan, semoga setelah ini saya dapat pekerjaan dan usaha lancar jaya yah.. Amin.. hehehe


Jejak Kami

Berselimut kabut Ranu Kumbolo


 Tanjakan Cinta


 
Oro-oro Ombo

Mahameru - Puncak Abadi Para Dewa


0 komentar:

Posting Komentar

please, don't spam...

 

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author