AH

kepada dia yang datang dari masa lalu
dahulu kita memang sering bertemu, bertegur sapa tanpa rasa
setelah mengakhiri sebuat percakapan lewat chat atau kabar sms kamu selalu datang menemuiku
aku dan kamu yang dulu tanpa rasa
tanpa kata, sikap dan tawa yang dibuat-buat
tanpa peduli apa yang orang sekitar katakan
kadang aku rindu saat diam-diam kamu harus membalas pesanku
atau sebaliknya
aku rindu dimana kamu curi-curi waktu untuk bertemu denganku
karna satu hal itu semua terjadi, kita yang tanpa rasa dan tak ada apa-apa
aku dan kamu yang selalu cemas dan was-was saat berada di depan layar monitor 14 inch
aku dan kamu yang selalu menunggu tempat untuk pesan baru di telepon kita
saat itu aku hanya pendengarmu tanpa rasa
dan kamu adalah tuan yang memerintah segalanya
akulah pelayanmu saat itu, beberapa tahun yang lalu
sampai akhirnya garam, kopi dan gula ikut andil dalam pertemanan tanpa rasa kita
mereka membubuhkan sedikit demi sedikit perannya dari manis hingga terlalu manis dan akhirnya rasa pahit yang diciptakan.. rasa pahit yang pekat dari peran sang gula..
kita tersadar, dan terpisahkan sendiri oleh tuntutan masing-masing..
tuntutan yang tak bisa dituntut akhirnya meleraikan pertemanan yang tadinya tanpa rasa..
kita jalani hidup masing-masing sampai suatu saat lagi-lagi layar 14 inch dan pesan baru di telepon bertemu seolah bereuni tentang masa lalu..
aku dan kamu terjebak lagi, tapi dalam tema yang berbeda..
entah bagaimana nantinya mari segera kita selesaikan misi pertemanan tanpa rasa ini..
terimakasih untuk garam, kopi dan gula. terimakasih telah ikut andil dalam memberikan kami rasa..
andai saja sesuai takaran dan tanpa tuntutan..
terimakasih untuk monitor 14 inch dan tempat pesan baru di telepon, tanpa kalian apalah arti pertemanan tanpa rasa kita
pertemanan tanpa rasa yang dibubuhkan banyak garam, kopi dan gula tanpa takar
tak ada rasa yang jelas untuk pertemanan tanpa rasa kita.